Langsung ke konten utama

COASTAL ROAD BALIKPAPAN MASIH MUNDUR


Lambat tapi Tepat

Pejabat pelaksana tugas (Plt) Walikota Balikpapan, Rahmad Mas’ud menyikapi perencanaan pembangunan coastal road di Balikpapan yang sempat mendapat kritikan pedas dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan beberapa hari yang lalu.

Kata Rahmad, melihat persoalan pembangunan coastal road mesti dilihat secara mendalam dan perlu kehati-hatian. Pihaknya menerima semua kritikan yang dilontarkan DPRD sebagai langkah positif, pemberi semangat mendapat dukungan.

Namun selama ini pemerintah kota sedang berupaya proses perizinan di tingkat pusat. Izin prinsipnya saja yang masih menunggu. 

"Sepanjang regulasinya jelas, pasti bisa langsung dilaksanakan,” katanya di gedung DPRD Balikpapan usai rapat paripurna dalam rangka penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban, Rabu 30 Mei 2018 siang.

 
Dia menegaskan, berkaca pada beberapa daerah seperti di Kota Bali dan Kota Jakarta, persoalan reklamasi pantai menjadi perdebatan panjang. Izinnya sangat tidak mudah, berlapis-lapis, penuh pro dan kontra.

Apalagi coastal road di pesisir Balikpapan juga akan melakukan kegiatan reklamasi pantai yang pasti butuh payung hukum yang jelas dan tegas, perlu ada kepastian izin resmi dari berbagai pihak. 

“Lebih baik keluarkan izin lambat tapi tepat. Karena persoalan administrasi itu beda dengan pola pikir si pengusaha. Di birokrasi ini pelan tapi tepat, daripada cepat tapi tidak tepat. Implikasinya nanti jadi masalah hukum,” katanya.

Menurut dia, coastal road tetap akan berjalan meski harus melewati proses yang panjang. Sampai sejauh ini belum ada satu pun investor yang undur diri dari kegiatan proyek coastal road.

“Tidak ada yang mundur (investor). Dan itu pasti ada kegiatannya, kan regulasi sudah kita ikuti semua, ini lagi berproses, daripada bermasalah. Tunggu saja, secepatnya,” ujar Rahmad saat ditanya target perampungan izin pelaksanaan coastal road.

Arah Timur Tengah 
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Balikpapan, menyatakan, para investor yang berasal dari negara-negara timur tengah kemungkinan kecil akan naksir pada proyek coastal road yang ada di Klandasan Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Hal ini disampaikan, Yaser Arafat, Ketua Kadin Balikpapan saat ditemui di kediamannya, Jalan Riko, Kelurahan Baru Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat pada Minggu 27 Mei 2018 malam, usai gelaran seremonial berbuka puasa Ramadan bersama.  

Dia menjelaskan, tahun lalu para investor dari negeri timur tengah pernah mendatangi Kota Balikpapan, di antaranya ada negara dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar. 

Kadin yang diinisasi oleh dirinya melakukan presentasi kepada para investor arab ini. Posisi Kadin hanya sebagai penyedia jembatan untuk menawarkan berbagai program unggulan kegiatan investasi di Kota Balikpapan.

“Saya jelaskan, saya promosikan, menggunakan bahasa yang mereka pahami, saya menggunakan bahasa Arab. Saya kenalkan coastal road Balikpapan, pengembangan kawasan industri di kilo 13,” ungkapnya.  

Namun sepertinya, investor dari negeri Arab ini sepertinya akan susah ditebak memilih proyek coastal road. Kadin merasa optimis, investor ini sepertinya akan lebih kepincut pada investasi yang ada di kilo 13.

“Ada beberapa yang diminati untuk kembangkan sektor kawasan industri dan properti, menjajaki tawarkan yang di kilometer 13,” tutur Yaser.

Menurut dia, rasanya akan sangat susah para investor dari arab bakal jatuh cinta pada proyek coastal road. Investor asal negara Asia Barat ini kemungkinan kecil melirik coastal road, apalagi sudah ada tujuh investor yang bakal siap garap coastal road.  

“Kami bingung apa yang kami akan tawarkan pada coastal road. Kan (coastal road) sudah ada investornya, sudah ada pemenangnya. Yang saya tahu itu sekarang lagi tunggu izinnya saja. Investor itu biasanya butuh kepastian, kalau belum pasti, kan tidak meminati,” tegasnya.

Dalam pandangan Kadin Balikpapan, pihaknya merasa optimis proyek pengadaan reklamasi pantai coastal road sepanjang Klandasan bisa tetap langgeng di tengah ketidakpastian dikabulkannya perizinan dari pemerintah.

Kalangan pengusaha menilai coastal road akan menjadi pembangkit ekonomi daerah. Pendorong roda ekonomi daerah, mengundang investor serta sektor seperti wisata turut ikut berkembang.

Belakangan ini yang diketahui Yaser, pengadaan proyek coastal road sedang dalam proses pengurusan perizinan di tingkat pemerintah pusat. 

Kadin berharap, pemerintah kota (Pemkot) untuk terus selalu berusaha mengurus izin di tingkat pusat. Pemkot Balikpapan mesti berusaha tanpa kenal lelah mencari kejelasan perizinan coastal road.

“Coastal road itu penting juga buat Balikpapan. Apalagi Balikpapan semakin lama, semakin sempit. Jangka panjangnya harus sediakan lahan yang terbuka dan eksklusif,” katanya.  

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik, jumlah pendudun telah mencapai ratusan ribu jiwa. Kota Balikpapan di tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. 

Di tahun 2010 angka pendudukanya berjumlah 554.577 orang, sedangkan di tahu 2011 sampai menyentuh angka 557.579 jiwa.  

Kendala yang sekarang ialah izin saja dari pusat. Pemerintah kota akan berhati-hati, berkaca pada kasus reklamasi yang diramaikan yang ada di Jakarta. 

Kadin optimis dalam implementasi coastal road bakal terwujud, hanya tinggal menunggu masalah waktu saja. “Tinggal waktunya saja kapan dan keseriusannya,” tutur Yaser.[1] (ilo)




[1] Tribunkaltim.co “Disinggung Soal Coastal Road, Plt Walikota Balikpapan Sebut Lambat tapi Tepat,” terbit Rabu 30 Mei 2018 di rubik Tribun Etam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAYJEN TNI SONHADJI INGIN MENGAJAR

Menekuni Profesi Dosen Lemhanas Pagi yang cerah, menjadi tanda pembuka sejarah baru bagi Kodam VI Mulawarman. Markas Kodam yang berada di bilangan Jalan Jenderal Sudirman Kota Balikpapan ini kedatangan sosok pria gagah yang digadang-gadangkan menjadi Panglima Kodam Mulawarman yang bakal menggantikan Mayjen TNI Sonhadji.   Menyambut kedatangan calon Pangdam tersebut, sejumlah prajurit dan pegawai negeri sipil di lingkungan Kodam Mulawarman menyelenggarakan seremonial barisan pedang pora dengan iringan musikalitas marching band persembahan Yonzipur 17 Ananta Dharma, Selasa 20 Maret 2018. Calon pangdam yang tiba dimaksud ialah Mayjen TNI S ubiyanto, datang bersama istri ke Kota Balikpapan. Sebelum tiba di Makodam Mulawarman, keduanya telah melakukan ritual tepung tawar di Bandara Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan sebagai makna telah menjadi bagian dari masyarakat Kalimantan Timur.   Dipayungi awan cerah dengan berbalutkan sinar fajar, keramaian di pelatar

WIRAUSAHA MUDA INDONESIA MASIH RENDAH

Wirausaha Muda Indonesia  Masih Rendah FOTO: Pedagang Pasar Taman Kesatuan Bangsa Manado_budisusilo JUMLAH pengusaha muda di Indonesia hanya 0,18 persen dari total penduduk di Tanah Air. Angka itu masih jauh jika dibandingkan dengan Malaysia yang jumlahnya 16 persen dari total populasi penduduk di negeri jiran tersebut. TAK berbeda jauh di Sulawesi Utara (Sulut). Hanya segelintir orang muda yang berani mengadu nasib di sektor usaha. Paramitha Paat misalnya. Setelah selesai kuliah, dia memilih jalankan usaha sendiri. Keputusan tersebut dilakukannya karena dia mengaku tidak suka dengan pekerjaan terikat. "Oleh karena itu, ketika ada teman yang mengajak joint partner saya langsung setuju," ujarnya, Kamis (23/2). Mitha --panggilan akrabnya-- mengatakan, ada keuntungan dan kerugian dalam membuka usaha, namun yang pasti kalau usaha rugi ditanggung sendiri, begitu pula jika untung dinikmati  sendiri. Yang pasti membuka usaha, banyak pelajaran diperolehnya, tidak didapatkan ketika d

DEMI PENGUNGSI NURLELA RELA PUNGUT SAMPAH

Demi Pengungsi Nurlela Rela Pungut Sampah Menjelang sore, cuaca bersahabat. Belasan muda-mudi berkumpul di Kelurahan Danowudu Lingkungan Satu. Remaja yang tergabung dalam Jongfajarklub memanfaatkan waktu ini untuk melaksanakan program Go Green penukaran sampah plastik menjadi uang, untuk serangkaian kegiatan sosial satu di antaranya pengungsi, Sabtu (8/10/2011). Seorang aktivis Jongfajar, Diki Rustam, menuturkan, kegiatan Go Green mengumpulkan sampah-sampah plastik bekas gelas dan botol plastik air mineral. "Kami pungut demi lingkungan bersih," ujarnya kepada Tribun Manado. Teknis kegiatan Go Green yang dilakukan Jongfajar mengumpulkan sampah-sampah di Kota Bitung dan ditampung di Girian Bawah. Sampah dibawa oleh para relawan jongers dari tempat-tempat wilayah rawan sampah. Sudah terkumpul banyak ditukarkan ke bank sampah menjadi uang. "Buat tambahan pembiayaan program pemberantasan buta aksara di masyarakat secara gratis yang kami akan lakukan di warga peng