Langsung ke konten utama

AYAM MEROKET TINGGI


Menyambut Bulan Suci Ramadan

Menjelang puasa ramadan, Pasar Pandansari, Kelurahan Mekar Sari, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dipadati sejumlah masyarakat untuk berbelanja kebutuhan pokok. Sampai detik ini ada beberapa komoditi yang terkerek naik dan ada yang harganya stabil.

Pengamatan di lokasi Pasar Pandansari pada Rabu 16 Mei 2018, sekitar pukul 10.00 Wita, kondisi jalan depan Pasar Pandansari ramai pedagang yang membuka lapak dagangannya. Banyak konsumen yang padati pasar inpres terbesar di Balikpapan ini, hingga membuat jalan macet padat merayap.

Satu di antaranya yang paling mencolok dikerumuni pembeli ialah pedagang ayam potong. Komoditi ayam potong Pasar Pandansari mengalami kenaikan harga.


Bandrol ayam potong di Pasar Pandansari naik sebesar Rp 3 ribu sampai Rp 6 ribu. Beberapa bulan sebelumnya, harga ayam potong bisa dibilang stabil, yang labil waktu itu biasanya komoditi cabai. 

Menjelang ramadan harga ayam potong naik. Jelas ini kabar buruk bagi para pembeli, penyuka makan daging ayam. Di saat mata uang dolar sedang terkerek naik menembus angka tinggi, juga sepadan dengan harga ayam yang latah ikut naik harga.  

Salah satu pembeli ayam potong, Anggun Aprilia Eka Putri, mengaku kaget. Sekitar seminggu yang lalu harga ayam masih di harga Rp 35 ribu, sekarang sudah menjadi Rp 38 ribu.

Sedangkan harga ayam kualitas baik dengan ukuran paling besar menjadi Rp 50 ribu, padahal sebelumnya di kisaran harga Rp 45 ribu.

Kalau pun ada harga yang murah meriah, terjangkau oleh pembeli, kondisi daging ayam sudah seperti tidak segar dan ukuran kecil di bandrol harga Rp 28 ribu. Sebelumnya ayam tipe ini pasarannya Rp 22 ribu.

“Ayam yang kualitas rendah saja, yang dagingnya dipencet tidak kembali lagi harganya juga ikut naik. Sedih juga. Mending saya beli yang ayam yang kualitas atas saja, yang harga Rp 50 ribu, dagingnya masih segar, berukuran besar,” tutur Anggun.

Saat bersua dengan seorang pedagang daging ayam potong, Junaidi, ungkapkan, menjelang ramadan fenomena peningkatan pembeli selalu terjadi. Produsen ayam potong ikut menaikkan, maka harga di pasaran juga ikut naik.

Kemungkinan kata dia, banyaknya permintaan terhadap ayam potong yang tidak diimbangi dengan pasokan barang menyebabkan harga meroket naik. Banyak pembeli tapi barang terbatas pastinya hukum pasarnya ikut naik.

“Awal puasa memang sudah umum banyak yang beli ayam untuk dijadikan lauk untuk sahur atau berbuka puasa. Saya rasakan memang ada peningkatan pembeli, ini lagi ramai. Kemungkinan harga akan terus naik sampai nanti puncak lebaran,” ungkap Junaidi, warga Balikpapan Tengah ini.

Pantauan di Pasar Pandansari, komoditi yang lainnya sampai sejauh ini masih stabil. Harga belum ada perubahan, di antaranya sayur mayur, buah-buahan, cabai, bawang merah dan bawang putih, rempah-rempah serta lauk tahu dan tempe.


Mengutip dari Tribunkaltim.co, Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan, Yosmianto, ungkapkan, penyebab kenaikan harga lauk daging ayam mentah di Kota Balikpapan dipengaruhi kekurangan pasokan ayam.

Beberapa peternak ayam ada yang mengalami gagal kembang biak karena ada serangan wabah Inclusion Body Hepatitis

Penyakit ini menyerang ayam sekitar dua minggu yang lalu. Dampak dari penyakit ini mengakibatkan ukuran tubuh ayam menjadi kerdil bahkan berujung pada kematian.

“Pasokan ayam di Kaltim dari Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara (sekitar 45 menit dari Kota Balikpapan). Seharinya, pasokan ayam rata-rata hanya 30 ribu ekor saja,” katanya.

Secara ilmu medis unggas, Inclusion Body Hepatitis sejenis penyakit akut yang bisa menyerang ke ayam yang berusia sekitar empat sampai delapan minggu. Ciri ayam yang terkena virus ini biasanya bisa dikenali dari fisiknya.

Seperti bagian sayap ayam terkulai, jengger ayam pucat. Puncaknya, memunculkan kematian secara mendadak. 

Ayam yang terserang penyakit ini biasanya pengaruh dari lingkungan sekitar yang sudah tercemar adanya hewan yang sakit.

Penularannya terjadi secara horizontal, bisa melalui feses, makanan dan minuman. “Kemungkinan virus menyebar secara perlahan dari satu kandang, ke kandang lainnya,” ungkap Yosmianto. (ilo)  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAYJEN TNI SONHADJI INGIN MENGAJAR

Menekuni Profesi Dosen Lemhanas Pagi yang cerah, menjadi tanda pembuka sejarah baru bagi Kodam VI Mulawarman. Markas Kodam yang berada di bilangan Jalan Jenderal Sudirman Kota Balikpapan ini kedatangan sosok pria gagah yang digadang-gadangkan menjadi Panglima Kodam Mulawarman yang bakal menggantikan Mayjen TNI Sonhadji.   Menyambut kedatangan calon Pangdam tersebut, sejumlah prajurit dan pegawai negeri sipil di lingkungan Kodam Mulawarman menyelenggarakan seremonial barisan pedang pora dengan iringan musikalitas marching band persembahan Yonzipur 17 Ananta Dharma, Selasa 20 Maret 2018. Calon pangdam yang tiba dimaksud ialah Mayjen TNI S ubiyanto, datang bersama istri ke Kota Balikpapan. Sebelum tiba di Makodam Mulawarman, keduanya telah melakukan ritual tepung tawar di Bandara Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan sebagai makna telah menjadi bagian dari masyarakat Kalimantan Timur.   Dipayungi awan cerah dengan berbalutkan sinar fajar, keramaian di pelatar

WIRAUSAHA MUDA INDONESIA MASIH RENDAH

Wirausaha Muda Indonesia  Masih Rendah FOTO: Pedagang Pasar Taman Kesatuan Bangsa Manado_budisusilo JUMLAH pengusaha muda di Indonesia hanya 0,18 persen dari total penduduk di Tanah Air. Angka itu masih jauh jika dibandingkan dengan Malaysia yang jumlahnya 16 persen dari total populasi penduduk di negeri jiran tersebut. TAK berbeda jauh di Sulawesi Utara (Sulut). Hanya segelintir orang muda yang berani mengadu nasib di sektor usaha. Paramitha Paat misalnya. Setelah selesai kuliah, dia memilih jalankan usaha sendiri. Keputusan tersebut dilakukannya karena dia mengaku tidak suka dengan pekerjaan terikat. "Oleh karena itu, ketika ada teman yang mengajak joint partner saya langsung setuju," ujarnya, Kamis (23/2). Mitha --panggilan akrabnya-- mengatakan, ada keuntungan dan kerugian dalam membuka usaha, namun yang pasti kalau usaha rugi ditanggung sendiri, begitu pula jika untung dinikmati  sendiri. Yang pasti membuka usaha, banyak pelajaran diperolehnya, tidak didapatkan ketika d

DEMI PENGUNGSI NURLELA RELA PUNGUT SAMPAH

Demi Pengungsi Nurlela Rela Pungut Sampah Menjelang sore, cuaca bersahabat. Belasan muda-mudi berkumpul di Kelurahan Danowudu Lingkungan Satu. Remaja yang tergabung dalam Jongfajarklub memanfaatkan waktu ini untuk melaksanakan program Go Green penukaran sampah plastik menjadi uang, untuk serangkaian kegiatan sosial satu di antaranya pengungsi, Sabtu (8/10/2011). Seorang aktivis Jongfajar, Diki Rustam, menuturkan, kegiatan Go Green mengumpulkan sampah-sampah plastik bekas gelas dan botol plastik air mineral. "Kami pungut demi lingkungan bersih," ujarnya kepada Tribun Manado. Teknis kegiatan Go Green yang dilakukan Jongfajar mengumpulkan sampah-sampah di Kota Bitung dan ditampung di Girian Bawah. Sampah dibawa oleh para relawan jongers dari tempat-tempat wilayah rawan sampah. Sudah terkumpul banyak ditukarkan ke bank sampah menjadi uang. "Buat tambahan pembiayaan program pemberantasan buta aksara di masyarakat secara gratis yang kami akan lakukan di warga peng