Langsung ke konten utama

AMUKAN JAGO MERAH WONOREJO


Bergegas Evakuasi Gas Subsidi

Di bawah rindang pohon, Rani Nurani, hanya bisa duduk termenung memeluk tas hitam di bangku plastik kecil sambil ditempel anak lelakinya yang masih bocah mengenakan seragam sekolah dasar. Entah apa yang ada di dalam benak pikirannya.

Rani merupakan satu di antara korban kebakaran yang melanda Gang Satria RT 04, Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Kecamatan Balikpapan Utara, kawasan Wonorejo, Kampung Timur, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa 15 Mei 2018 pagi.

Amukan si jago merah berlangsung sekitar pukul 09.00 Wita. Saat itu Rani tidak menahan kuasa atas keganasan kobaran api yang telah menjilati atap rumahnya yang terbuat dari seng.


“Saya lagi di dalam rumah nonton televisi. Lalu curiga mencium bau gosong. Saya cek dapur tidak ada kompor menyala,” ungkapnya saat bersua dengan Tribunkaltim usai kobaran api padam.

Lantas, selang beberapa detik kemudian, ada seorang perempuan, yang juga sebagai tetangga dekat yang berteriak lantang, suara teriakkannya terdengar dari ruang tamu rumah Rani yang berukuran sekitar 5x6.

“Dengarnya ada yang teriak, kebakaran. Kebakaran. Kebakaran ! Saya keluar rumah. Kaget, asap sudah banyak naik tinggi. Saya langsung ikut keluar rumah, cari bantuan untuk bisa ada yang padamkan,” ujarnya.

Kebakaran yang melanda RT 04 tersebut tiada disangka, datang secara tiba-tiba. Rani pun bingung berlari kesana kemari sampai mencoba memukul tiang listrik untuk mencari bantuan.

“Orang-orang prianya susah saya cari. Bingung, mau bagaimana lagi caranya. Sudah kesana kemari tidak muncul orang-orang lakinya supaya bisa bantu ikut padamkan,” ungkapnya.

Setelah Rani mondar-mandir ikut bantu sebarkan informasi bencana kebkaran, kembali lagi ke rumahnya untuk mengambil segala macam dokumen sertifikat dan ijazah anaknya. Termasuk tidak lupa setelah itu dia selamatkan tabung gas subsidi ukuran 3 kilogram warna hijau.

“Tabung gas kompor saya ambil. Saya bawa keluar takut nanti tambah membesar apinya. Takut meledak bisa tambah parah. Makanya saya habis selamatkan semua dokumen langsung saya amankan tabung gas,” ujarnya.

Namun tidak berlangsung lama, banyak warga berdatangan, termasuk ada warga yang ikut membantu menggotongkan perlengkapan rumah tangga milik Rani, warga ada yang ikut mengevakuasi barang milik Rani.

“Suami saya sedang tidak di rumah, lagi kerja. Tetangga saya tadi yang bantu ikut gotong barang-barang. Sampai yang lemari besar saja ikut digotong warga, ikut diamankan,” tuturnya.

Peristiwa kebakaran di Gang Satria RT 04, Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Kecamatan Balikpapan Utara, kawasan Wonorejo, Kampung Timur, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa 15 Mei 2018 pagi.

Selain itu, juga ada beberapa orang berbondong-bondong mendatangi lokasi kebakaran. Ada yang membawa ember sebagai alat sederhana untuk menaklukkan si jago merah. Mengambil air di parit sampai ada yang menjulurkan selang air dari kamar mandi untuk ikut bantu siram lokasi kebakaran rumah.

Sempat ada beberapa warga kecewa atas lambannya pihak pemadam kebakaran yang datang cepat. Tim pemadam kebakaran baru bisa tiba sekitar 09.29 Wita, sebanyak satu unit berhasil menjikankan kobaran api.

“Cepat. Cepat. Disini. Ini rumah yang ini ada apinya. Besar,” ujar seorang warga yang mengarahkan petugas pemadam kebakaran di lokasi RT 04.

Seorang saksi mata utama, Sri Widodo, Ketua RT 04 Gang Satria, ungkapkan, kebakaran rumah ini baru pertama kalinya di tahun ini. Peristiwa kebakaran untung saja tidak sampai memakan korban jiwa.

Dia menduga, sumber asal api berasal dari seorang rumah Siti Maimunah. Saat diketahui kebakaran, api sudah membesar di rumah Siti. 

Sampai peristiwa kebakaran melanda rumah Siti, tiada penghuni. Rumah dalam keadaan kosong. Saat akan mendobrak masuk ke rumah Siti, sulit dilakukan, api cepat membesar dan menjalar.

Akibat bencana itu, tiga rumah hangus terbakar. Di antara rumah yang terbakar tersebut ada yang disewa atau dibuat rumah kosan. Alhasil, korban dalam bencana kebakaran ini diperkirakan telah mencapai 24 jiwa dari 6 kepala keluarga.

“Saya tidak tahu, tiba-tiba api sudah menyala. Tidak tahu penyebabnya, api sudah membesar,” ujar Widodo, yang saat itu lengan bagian kanannya tergores luka hingga berdarah akibat ikut menjinakkan kobaran api.

Menurut dia, sampai sejauh ini belum diketahui sumber penyebab kebakaran. Pastinya masih diserahkan semuanya kepada aparat kepolisian. 

Ketika awal kebakaran, Widodo tidak sempat mendengar ada ledakan. Yang terlihat hanya asap mengepul hitam terbang tinggi ke angkasa.

Setelah api sempat padam, tim Tagana dari Kelurahan Gunung Samarinda Baru ikut turun ke lapangan, melakukan pendataan korban yang terkena amukan si jago merah. Rencananya akan diberikan santunan bencana oleh pihak pemerintah setempat.   

“Silakan warga Balikpapan dan sekitarnya yang terketuk hatinya bisa ikut berpartisipasi ikut meringkankan penderitaan para korban, memberikan dan salurkan bantuan. Ada tiga rumah yang terbakar, ludes. Para korban pasti sangat senang bisa ikut dibantu, diringankan bebannya,” tegasnya.[1] (ilo)




[1] Tribunkaltim.co, “Jago Merah Mengamuk Rani Evakuasi Sertifikat dan Tabung Gasnya,” di rubrik Tribun Etam Balikpapan pada Selasa 15 Mei 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAYJEN TNI SONHADJI INGIN MENGAJAR

Menekuni Profesi Dosen Lemhanas Pagi yang cerah, menjadi tanda pembuka sejarah baru bagi Kodam VI Mulawarman. Markas Kodam yang berada di bilangan Jalan Jenderal Sudirman Kota Balikpapan ini kedatangan sosok pria gagah yang digadang-gadangkan menjadi Panglima Kodam Mulawarman yang bakal menggantikan Mayjen TNI Sonhadji.   Menyambut kedatangan calon Pangdam tersebut, sejumlah prajurit dan pegawai negeri sipil di lingkungan Kodam Mulawarman menyelenggarakan seremonial barisan pedang pora dengan iringan musikalitas marching band persembahan Yonzipur 17 Ananta Dharma, Selasa 20 Maret 2018. Calon pangdam yang tiba dimaksud ialah Mayjen TNI S ubiyanto, datang bersama istri ke Kota Balikpapan. Sebelum tiba di Makodam Mulawarman, keduanya telah melakukan ritual tepung tawar di Bandara Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan sebagai makna telah menjadi bagian dari masyarakat Kalimantan Timur.   Dipayungi awan cerah dengan berbalutkan sinar fajar, keramaian di pelatar

WIRAUSAHA MUDA INDONESIA MASIH RENDAH

Wirausaha Muda Indonesia  Masih Rendah FOTO: Pedagang Pasar Taman Kesatuan Bangsa Manado_budisusilo JUMLAH pengusaha muda di Indonesia hanya 0,18 persen dari total penduduk di Tanah Air. Angka itu masih jauh jika dibandingkan dengan Malaysia yang jumlahnya 16 persen dari total populasi penduduk di negeri jiran tersebut. TAK berbeda jauh di Sulawesi Utara (Sulut). Hanya segelintir orang muda yang berani mengadu nasib di sektor usaha. Paramitha Paat misalnya. Setelah selesai kuliah, dia memilih jalankan usaha sendiri. Keputusan tersebut dilakukannya karena dia mengaku tidak suka dengan pekerjaan terikat. "Oleh karena itu, ketika ada teman yang mengajak joint partner saya langsung setuju," ujarnya, Kamis (23/2). Mitha --panggilan akrabnya-- mengatakan, ada keuntungan dan kerugian dalam membuka usaha, namun yang pasti kalau usaha rugi ditanggung sendiri, begitu pula jika untung dinikmati  sendiri. Yang pasti membuka usaha, banyak pelajaran diperolehnya, tidak didapatkan ketika d

DEMI PENGUNGSI NURLELA RELA PUNGUT SAMPAH

Demi Pengungsi Nurlela Rela Pungut Sampah Menjelang sore, cuaca bersahabat. Belasan muda-mudi berkumpul di Kelurahan Danowudu Lingkungan Satu. Remaja yang tergabung dalam Jongfajarklub memanfaatkan waktu ini untuk melaksanakan program Go Green penukaran sampah plastik menjadi uang, untuk serangkaian kegiatan sosial satu di antaranya pengungsi, Sabtu (8/10/2011). Seorang aktivis Jongfajar, Diki Rustam, menuturkan, kegiatan Go Green mengumpulkan sampah-sampah plastik bekas gelas dan botol plastik air mineral. "Kami pungut demi lingkungan bersih," ujarnya kepada Tribun Manado. Teknis kegiatan Go Green yang dilakukan Jongfajar mengumpulkan sampah-sampah di Kota Bitung dan ditampung di Girian Bawah. Sampah dibawa oleh para relawan jongers dari tempat-tempat wilayah rawan sampah. Sudah terkumpul banyak ditukarkan ke bank sampah menjadi uang. "Buat tambahan pembiayaan program pemberantasan buta aksara di masyarakat secara gratis yang kami akan lakukan di warga peng