Langsung ke konten utama

BEREBUT SIMPATI SANG ANTAGONIS


Berebut Simpati Sang Antagonis

Angin bertiup kencang, menyapu debu-debu jalanan di Gancuk sebuah provinsi di Planet Pluto. Rumah-rumah dan gedung bertingkat tetap kokoh berdiri dihembus angin. Inilah negeri kuat, modern nan hebat. 

Pas kebetulan saja, warga masyarakatnya sedang berbahagia, merayakan pesta demokrasi pergantian kepemimpinan kepala daerah provinsi Gancuk.  

Sudah lama kepala daerahnya menjabat. Dijabat sama Mr Tomat. Masa kepemimpinannya sudah 10 tahun, memasuki tutup usia jabatannya dilakukanlah pemilihan kepala daerah.

Masyarakat banyak yang mengganggap belum puas atas sepak terjang kepemimpinan Mr Tomat. Ekonomi daerah terjun bebas menuju titik rendah. 

Krisis mendera, banyak investor tekor gulung tikar, buruh banyak yang dipulangkan ke rumahnya. Masa kerja sudah habis, buruh pusing tujung keliling menganggur tiada penghasilan.


Belum lagi hasil pertumbuhan dari sektor lain seperti pembangunan infrastruktur banyak yang tersendat, mangkrak sia-sia. 

Kemajuan daerah Gancuk tidak lagi terkejar, kalah bersaing dengan daerah provinsi yang berada di  Planet Bumi, masyarakatnya hidup puas memiliki kepemimpinan kepala daerahnya yang berkualitas, adil bijaksana dan tidak korupsi.

Warga Gancuk, Planet Pluto, sedang berusaha untuk ganti kepemimpinan, sedang melewati kesempatan meraih perubahan. Melalui proses demokrasi dilakukan kepepimpinan. 

Masyarakat berbangga bisa mendapat kesempatan mengubah arah kebijakan daerah Ganjuk berharap supaya semakin ciamik. 

Gebrakan yang selama ini lamban, melalui demokratisasi mendambakan bisa berubah yang lebih progresif, semangat total, dan tak patah arang.

Antsusiasme menjadi pemimpin di Gancuk, Planet Pluto, sangat luar biasa. Banyak sekali yang percaya diri bisa sebagai nakhoda, memimpin daerah membawa kegemilangan yang dahsyat. Sebanyak lima pasangan lebih yang maju dalam gelanggang perebutan kepala daerah.

Proses demokratisasi di Gancuk, Planet Pluto, ibarat super market, menyediakan beragam pilihan yang macam-macam. Warga tidak monoton dalam memilih kandidat calon kepala daerah. Banyak pilihan bisa menentukan mana barang yang cocok dan dianggap terbaik.

Mr Tomat yang dianggap gagal pemimpin daerah tetap bertanggungjawab, tidak balik badan, dirinya mau ikut sukeskan pemilihan kepemimpinan baru, berusaha untuk mencari kepala daerah yang mampu membawa perubahan di Planet Pluto.

Prestasi yang dianggap moncer oleh masyarakat atas kepemimpinan Mr Tomat, tidak lain karena orang ini mau ikut memberikan proses regenerasi kepemimpinan, berpartisipasi sukseskan penyelenggaraan demokrasi Planet Pluto. Mr Tomat sepertinya legowo.

Tapi nyatanya tidak legowo juga si Mr Tomat. Dipahami secara maknawi, melihat gelagatnya setelah seminggu pendaftaran calon ternyata Mr Tomat mengutus anak didiknya untuk ikut bertarung dalam meraih kursi kepemipinan.

Apa ini bisa disebut legowo. Tiada lagi berkuasa sebagai raja. Tentu saja masyarakat bisa menebak, Mr Tomat seakan masih mencengkram kekuasaan melalui anaknya tersebut yang memiliki kekuatan fisik perkasa wajah rupawan.

Untung saja banyak kandidat, masyarakat yang merasa kecewa pastinya tidak akan memilih lagi darah biru yang ada hubungannya dengan Mr Tomat. Terpaksa beralih pilihan ke yang lain.

Namun Mr Tomat tidak kehabisan pendukung dan loyalis, bisa dipastikan gerbong pendukung Mr Tomat tentu memilih si anaknya meski dalam realitas visi misi kampanye dianggap tidak rasional, seperti masuk dalam dunia pernovelan, dongeng hiburan yang cepat membius meraih kenikmatan kebahagiaan.

Sisi lainnya, yang tidak habis pikir, kandidat lain selain anak Mr Tomat teramat sempit. Boleh dikatakan sangat bodoh. 

Empat kandidat lainnya mendatangi seorang Bajak Laut yang kini sedang memasuki tahapan proses persidangan dalam kasus pidana pencurian.

Bajak laut itu telah menjadi terdakwa. Para kandidat merasa si Bajak Laut merupakan tokoh yang layak didatangi.

Si Bajak Laut sosok bijak yang memiliki banyak massa pendukung. Si Bajak Laut dianggap orang hebat yang bisa memberi kontribusi.

Para kandidat calon kepala daerah tidak berpikiran kalau si Bajak Laut itu bersalah selama belum ada keputusan inkrah dari hakim.

Bajak Laut tetaplah dinilai tokoh masyarakat yang pernah menjabat sebagai penguasa lautan di Planet Pluto.

Suatu ketika, pada tengah malam hari, Zamira Cita yang sedang duduk santai di depan layar kaca televisi di ruang tamu rumahnya saksikan tayangan iklan televisi yang memuat tema kedekatan masing-masing kandidat kepada si Bajak Laut.

Perang iklan kampanye bertebaran di layar keca televisi. Zamira pun menyesal. Tayangan film sinetron percintaannya selalu terpotong suguhan iklan politik. “Semprul. Gak penting banget nih iklan,” teriaknya.

Dari kejauhan di ruang dapur, Tursido kakek Zamira yang sedang membuat seduhan kopi susu berkata lantang. “Apa itu Zam, kena harus bersuara keras. Tidak usah berkomentar berisik, terdengar sampai tetangga. Cukup dibatin saja.”

Mendengar nasehat pria lansia itu, Zamira pun langsung terdiam sopan. Mukanya memerah. Nafasnya pun dilepas panjang.

Kedua mata Zamira hanya melihat remot televisi. Spontan Zamira mengambil keputusan, langsung mematikan televisinya daripada tercekok tayangan iklan tak berguna.

Tiga menit kemudian, Tursido masuk ke ruangan televisi mendekati Zamira. Tursido duduk di samping cucunya itu. 

Mencoba bercerita memberikan pemahaman kepada Zamira. Kakek yang dahulunya seorang penggembala domba ini sepemahaman dengan cucunya ini.

Itu namanya saja kampanye. Setiap politisi itu memang harus pintar merangkul semua pihak. Politisi itu harus dekat dengan siapa saja, baik dengan para pendukung maupun para musuh-musuhnya.

Kemenangan sejati dari seorang politisi itu mampu merangkul para pesaing-pesaing politiknya. Politisi bisa menyampaikan kepercayaan pada setiap orang, mempengaruhi orang untuk bisa didukung adalah pekerjaan seni dari seorang politisi.

Sekali pun dia dekat terasa akrab dengan seperti orang penjahat, politisi tetap memanfaatkan untuk meraih dukungan, berusaha untuk memasukan si penjahat dalam alam pikiran kemauan si politisi.

Seandainya politisi ini berniat baik, tentu saja si penjahat digiring masuk ke dalam lingkaran pemikirannya yang baik. Penjahat bertobat, masuk dalam gerbong kebaikan, menjadi satu barisan dalam pasukan reformasi Planet Pluto.  

Sebaliknya politisi yang berniat buruk, berjiwa nista dipastikan akan sealiran dan seperjuangan dengan si sosok penjahat, sang aktor antogonis dalam Planet Pluto ini. Mereka nantinya akan tetap selalu berada di jalur jahat, Planet Pluot dalam cengkraman setan jahanam.

Bodoh saja ada kandidat yang berebut simpati menyatakan telah mendapat dukungan dari seorang terdakwa, apa di Planet Pluto ini kekurangan orang-orang baik sehingga harus meminta pernyataan ada dukungan dari seorang terdakwa ? “Lucu saja, mencari simpati politik tidak pada tempatnya.”

Kalau nanti ternyata si hakim benar-benar memutuskan bersalah, dia menjadi terpidana puluhan tahun, dihukum bersalah karena berbuat pidana pencurian, pastinya bakal jadi blunder bagi politisi itu. 

Jadi citra yang sangat memalukan, mukanya tidak saja jadi memerah, namun membentuk jadi telur busuk yang bau dan tak disukai banyak orang.

“Sama penjahat kok bangga! Huaam, ngantuk juga nih,” celoteh Tursido menutup pembicaraan dengan Zamira dan bergegas berdiri dari sofa, langsung pergi ke ladang kebun jagung untuk bercocok tanam hilangkan rasa kantuk tuanya. ( )  
     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAYJEN TNI SONHADJI INGIN MENGAJAR

Menekuni Profesi Dosen Lemhanas Pagi yang cerah, menjadi tanda pembuka sejarah baru bagi Kodam VI Mulawarman. Markas Kodam yang berada di bilangan Jalan Jenderal Sudirman Kota Balikpapan ini kedatangan sosok pria gagah yang digadang-gadangkan menjadi Panglima Kodam Mulawarman yang bakal menggantikan Mayjen TNI Sonhadji.   Menyambut kedatangan calon Pangdam tersebut, sejumlah prajurit dan pegawai negeri sipil di lingkungan Kodam Mulawarman menyelenggarakan seremonial barisan pedang pora dengan iringan musikalitas marching band persembahan Yonzipur 17 Ananta Dharma, Selasa 20 Maret 2018. Calon pangdam yang tiba dimaksud ialah Mayjen TNI S ubiyanto, datang bersama istri ke Kota Balikpapan. Sebelum tiba di Makodam Mulawarman, keduanya telah melakukan ritual tepung tawar di Bandara Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan sebagai makna telah menjadi bagian dari masyarakat Kalimantan Timur.   Dipayungi awan cerah dengan berbalutkan sinar fajar, keramaian di pelatar

WIRAUSAHA MUDA INDONESIA MASIH RENDAH

Wirausaha Muda Indonesia  Masih Rendah FOTO: Pedagang Pasar Taman Kesatuan Bangsa Manado_budisusilo JUMLAH pengusaha muda di Indonesia hanya 0,18 persen dari total penduduk di Tanah Air. Angka itu masih jauh jika dibandingkan dengan Malaysia yang jumlahnya 16 persen dari total populasi penduduk di negeri jiran tersebut. TAK berbeda jauh di Sulawesi Utara (Sulut). Hanya segelintir orang muda yang berani mengadu nasib di sektor usaha. Paramitha Paat misalnya. Setelah selesai kuliah, dia memilih jalankan usaha sendiri. Keputusan tersebut dilakukannya karena dia mengaku tidak suka dengan pekerjaan terikat. "Oleh karena itu, ketika ada teman yang mengajak joint partner saya langsung setuju," ujarnya, Kamis (23/2). Mitha --panggilan akrabnya-- mengatakan, ada keuntungan dan kerugian dalam membuka usaha, namun yang pasti kalau usaha rugi ditanggung sendiri, begitu pula jika untung dinikmati  sendiri. Yang pasti membuka usaha, banyak pelajaran diperolehnya, tidak didapatkan ketika d

DEMI PENGUNGSI NURLELA RELA PUNGUT SAMPAH

Demi Pengungsi Nurlela Rela Pungut Sampah Menjelang sore, cuaca bersahabat. Belasan muda-mudi berkumpul di Kelurahan Danowudu Lingkungan Satu. Remaja yang tergabung dalam Jongfajarklub memanfaatkan waktu ini untuk melaksanakan program Go Green penukaran sampah plastik menjadi uang, untuk serangkaian kegiatan sosial satu di antaranya pengungsi, Sabtu (8/10/2011). Seorang aktivis Jongfajar, Diki Rustam, menuturkan, kegiatan Go Green mengumpulkan sampah-sampah plastik bekas gelas dan botol plastik air mineral. "Kami pungut demi lingkungan bersih," ujarnya kepada Tribun Manado. Teknis kegiatan Go Green yang dilakukan Jongfajar mengumpulkan sampah-sampah di Kota Bitung dan ditampung di Girian Bawah. Sampah dibawa oleh para relawan jongers dari tempat-tempat wilayah rawan sampah. Sudah terkumpul banyak ditukarkan ke bank sampah menjadi uang. "Buat tambahan pembiayaan program pemberantasan buta aksara di masyarakat secara gratis yang kami akan lakukan di warga peng