TIM Nasional Sepakbola Indonesia unjuk gigi pada laga perdananya melawan Mauritania di momen Al-Nakbah International Tournament Palestina pada Kamis (17/5/2012) waktu Indonesia. Di aksi pertamanya, Indonesia mampu tampil baik. Berhasil menaklukan lawannya, menjebol dua gol ke sarang Mauritania.
Capaian gemilang di penampilan perdana ini berkat dari hasil kelincahan Okto Maniani, Titus Bonai (Tibo), Irfan Haarys Bachdim dan kawan-kawan lainnya, mampu bertanding tanpa mengenal lelah, selama 90 menit waktu normal.
Mauritania menelan pil pahit kekalahan adalah sesuatu yang wajar, melihat dari sejarah sepak bolanya, semenjak digelar Al-Nakbah International Tournament, Mauritania telah tumbang oleh negara Kurdistan, kebobolan tiga gol dengan hasil capaian satu gol.
Kalau dihitung-hitung secara stratifikasi dari FIFA, Mauritania jauh berada di bawah Indonesia. Mauritania peringkat 202 sedangkan Indonesia 151. Namun demikian, para pemain Mauritania itu pakar dalam peragaan bola-bola atas sebab secara fisik dan postur, lebih unggul, yang mampu membuat kewalahan para pemain Garuda ini.
Terbukti, nyaris Mauritania itu mencuri angka di menit ke-67, tapi sayang, drama penalti, tendangan dari pemain Mauritania, belum mampu merobek gawang yang dijaga kiper Wahyu Tri Nugroho.
Tentu dengan hasil tersebut, maka peluang untuk lolos ke babak semifinal lebih terbuka. Ditambah Indonesia mampu meraih poin penuh di pertandingan berikutnya melawan melawan Kurdistan, di penyisihan grup B, tentu sangat ringan mencapai pintu juara di Al-Nakbah International Tournament.
Usut punya usut dari Wikipedia, Mauritania adalah sebuah negara yang terletak di bagian barat laut Afrika. Pesisirnya menghadap ke Samudra Atlantik, di antara Sahara Barat di sebelah utara dan Senegal di selatan. Negara ini jangan dikelirukan dengan negara kuno Mauretania. Mauritania dan Madagaskar merupakan kedua negara yang tidak menggunakan sistem baku angka desimal. Ibu kota sekaligus kota terbesarnya ialah Nouakchott yang terletak di pesisir Atlantik.
Padahal fakta sebelumnya itu, negara berpemerintahan Republik ini berada di grup C. Nah, kenapa Mauritania berada di grup B, karena negara yang harusnya mengisi di grup B yaitu Uzbekistan menyatakan diri mundur dari kompetisi, alasannya ditolak masuk ke wilayah Palestina oleh Israel. Yah tentu tidak lain, ini ekses dari hingar bingar dunia politik. Tak heran, dunia hukum pun kalah dengan apa itu yang namanya politik, apalagi hanya olahraga, dengan dunia politik bisa takluk.
Terlepas dari itu, yang pasti di gelaran sepak bola ini, Indonesia adalah tim yang menghuni Grup B bersama Kurdistan, dan Mauritania. Karena itu, Indonesia harus target juara grup, agar mampu melangeng sampai babak final dan targetkan juara, mengibarkan bendera merah putih di tanah Palestina. Viva Sepak Bola Indonesia. (jfk)
Capaian gemilang di penampilan perdana ini berkat dari hasil kelincahan Okto Maniani, Titus Bonai (Tibo), Irfan Haarys Bachdim dan kawan-kawan lainnya, mampu bertanding tanpa mengenal lelah, selama 90 menit waktu normal.
Mauritania menelan pil pahit kekalahan adalah sesuatu yang wajar, melihat dari sejarah sepak bolanya, semenjak digelar Al-Nakbah International Tournament, Mauritania telah tumbang oleh negara Kurdistan, kebobolan tiga gol dengan hasil capaian satu gol.
Kalau dihitung-hitung secara stratifikasi dari FIFA, Mauritania jauh berada di bawah Indonesia. Mauritania peringkat 202 sedangkan Indonesia 151. Namun demikian, para pemain Mauritania itu pakar dalam peragaan bola-bola atas sebab secara fisik dan postur, lebih unggul, yang mampu membuat kewalahan para pemain Garuda ini.
Terbukti, nyaris Mauritania itu mencuri angka di menit ke-67, tapi sayang, drama penalti, tendangan dari pemain Mauritania, belum mampu merobek gawang yang dijaga kiper Wahyu Tri Nugroho.
Tentu dengan hasil tersebut, maka peluang untuk lolos ke babak semifinal lebih terbuka. Ditambah Indonesia mampu meraih poin penuh di pertandingan berikutnya melawan melawan Kurdistan, di penyisihan grup B, tentu sangat ringan mencapai pintu juara di Al-Nakbah International Tournament.
Usut punya usut dari Wikipedia, Mauritania adalah sebuah negara yang terletak di bagian barat laut Afrika. Pesisirnya menghadap ke Samudra Atlantik, di antara Sahara Barat di sebelah utara dan Senegal di selatan. Negara ini jangan dikelirukan dengan negara kuno Mauretania. Mauritania dan Madagaskar merupakan kedua negara yang tidak menggunakan sistem baku angka desimal. Ibu kota sekaligus kota terbesarnya ialah Nouakchott yang terletak di pesisir Atlantik.
Padahal fakta sebelumnya itu, negara berpemerintahan Republik ini berada di grup C. Nah, kenapa Mauritania berada di grup B, karena negara yang harusnya mengisi di grup B yaitu Uzbekistan menyatakan diri mundur dari kompetisi, alasannya ditolak masuk ke wilayah Palestina oleh Israel. Yah tentu tidak lain, ini ekses dari hingar bingar dunia politik. Tak heran, dunia hukum pun kalah dengan apa itu yang namanya politik, apalagi hanya olahraga, dengan dunia politik bisa takluk.
Terlepas dari itu, yang pasti di gelaran sepak bola ini, Indonesia adalah tim yang menghuni Grup B bersama Kurdistan, dan Mauritania. Karena itu, Indonesia harus target juara grup, agar mampu melangeng sampai babak final dan targetkan juara, mengibarkan bendera merah putih di tanah Palestina. Viva Sepak Bola Indonesia. (jfk)
Komentar
Posting Komentar