Langsung ke konten utama

TUKAR KEMASAN PLASTIK BEKAS

Tukar Kemasan Plastik Bekas 
Demi Nilai Sosial
Oleh: Sri Yuriza*

Kala sore, Kamis 2 Februari 2012, suasana udara di Bitung tampak cerah. Bagiku semua hari harus benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin. Buat ku pribadi, berdiam diri di rumah rasanya tidak mengenakan, rasa bosan menjenuhkan dari kesan yang ku rasakan saat berada di rumah tanpa ada aktivitas yang positif. Sebab selama ini, aku telah terbiasa menjalani aktivitas sehari-harinya di luar rumah.

Hal yang tak ku duga, benda tekonologi mobile phone ku berdering. Coba ku lihat dari catatan pangilan ternyata ada sms masuk. Yang mengirimnya adalah dari teman ku sendiri, dia menawarkan ku untuk melakukan gerakan kebaikan. Mengingat garis perjuangan Jongfajar Klub Grak tuk Kebaikan. Tentu penilaian ku, ajakaan temanku itu memiliki nilai positif. Dan tanpa berpikir panjang aku pun langsung membalasnya, "Tunggu saja ya mau ikut nih, siap-siap dulu." 

Kali ini gerak kebaikan itu tentunya merupakan suatu petualangan baru yang menjadi suatu kebanggaan ketika melihat para anak muda yang seumuran denganku telah ada yang sebagian melakukan hal merusak masa depannya sendiri. Sebagai contoh kecil kebaikan itu aku apresiasikan lewat program "Go Green" dari Jongfajar Klub yang sering disebut Cinta Bumi. Kami mengumpulkan suatu kemasan air mineral untuk ditukar dengan uang.dari hasil penukaran kemasan air mineral tersebut kita pakai untuk kegiatan anak-anak yang kurang mampu.

Dan singkat cerita, setelah ku tukar di tempat penampungan barang bekas hanya peroleh Rp 10 ribu. Nilai yang sangat kecil, padahal ku tukar sebanyak dua karung besar tetapi hanya Rp 10 ribu yang didapat, ternyata susah juga ya mencari uang, apalagi mereka yang selama ini melakoni sebagai pemulung barang bekas, kerjanya berat butuh tenaga tetapi pengahasilan yang diperoleh tidak sebanding.

Inilah suatu bentuk gerak kebaikan ku, hari ini.berbuat baik untuk orang lain, meskipun terkadang kebaikan kita sering disalah artikan oleh orang lain, tetapi biarlah itu menjadi suatu evaluasi untuk diri kita.karena aku yakin siapa yang menanam kebaikan dia pun akan menuai hasilnya. Jadi untuk siapa saja yang ingin berbagi kebaikan mulailah dari saat ini, mulai dari diri sendiri dan mulailah dari hal yang paling kecil. Demikianlah cerita singkat ku di Jongfajar Klub, untuk penutup kalimat cerita ini aku menyampaikan untuk kesekian kalinya, salam Grak tuk Kebaikan.

*- Mahasiswi Universitas Sam Ratulangi
     Fakultas Ilmu Sosial dan Politik


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATAL BELI RUMAH BDS III KARENA KECEWA

  Properti Forest Hills Bukit Damai Sentosa 3 Mencari hunian di Kota Balikpapan Kalimantan Timur bisa dibilang susah susah gampang. Seandainya memiliki modal uang banyak, sangat mudah mencari hunian idaman sesuai yang didambakan. Namun kalau uang pas, pasti akan mencari keliling setengah mati. Harga properti di Kota Balikpapan bisa dibilang termahal dibandingkan dengan di daerah seperti Sulawesi Utara dan tanah jawa. Waktu itu, sempat mendatangi Bank Tabungan Negara (BTN) cabang Karang Jati di Jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan. Mendatangi kantor ini bertemu Kepala Cabang BTN, Oktavianus. Saya ingat pertemuan sekitar awal Agustus 2017 siang. Dimulai dari orang inilah, saya diperkenalkan produk properti bernama Cluster Forest Hills Bukit Damai Sentosa (BDS) III yang membawa slogan hunian nyaman di tengah Kota Balikpapan. Berbekal brosur, Oktavianus mengenalkan kredit rumah yang menggunakan BPJS Ketenagakerjaan. Harga rumah Rp 300 jutaan, memakai BPJS Ketenagaker...

WIRAUSAHA MUDA INDONESIA MASIH RENDAH

Wirausaha Muda Indonesia  Masih Rendah FOTO: Pedagang Pasar Taman Kesatuan Bangsa Manado_budisusilo JUMLAH pengusaha muda di Indonesia hanya 0,18 persen dari total penduduk di Tanah Air. Angka itu masih jauh jika dibandingkan dengan Malaysia yang jumlahnya 16 persen dari total populasi penduduk di negeri jiran tersebut. TAK berbeda jauh di Sulawesi Utara (Sulut). Hanya segelintir orang muda yang berani mengadu nasib di sektor usaha. Paramitha Paat misalnya. Setelah selesai kuliah, dia memilih jalankan usaha sendiri. Keputusan tersebut dilakukannya karena dia mengaku tidak suka dengan pekerjaan terikat. "Oleh karena itu, ketika ada teman yang mengajak joint partner saya langsung setuju," ujarnya, Kamis (23/2). Mitha --panggilan akrabnya-- mengatakan, ada keuntungan dan kerugian dalam membuka usaha, namun yang pasti kalau usaha rugi ditanggung sendiri, begitu pula jika untung dinikmati  sendiri. Yang pasti membuka usaha, banyak pelajaran diperolehnya, tidak didapatkan ketika d...

GUEST HOUSE VERSUS HOTEL

Guest House Mengancam Bisnis Hotel Menjamurnya guest house diberbagai tempat pusat perkotaan Balikpapan dianggap sebagai ancaman bisnis perhotelan non bintang dan berbintang. Keberadaan Guest House yang berdiri di Kota Balikpapan ubahnya menawarkan jasa penginapan layaknya perhotelan. Saat dikonfirmasi, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia Yulidar Gani, mengatakan, eksistensi Guest House di Balikpapan tidak ubahnya mirip dengan operasional yang dijalankan oleh perhotelan. Segi pelayanan dan operasional mirip dengan hotel. “Menerapkan tarif harian, bukan lagi bulanan. Fasilitas mungkin standar tetapi pelayanannya bisa dikatakan hampir mirip dengan hotel. Ini berdampak buat kami pelaku usaha hotel, okupansi tambah menurun di saat situasi ekonomi masih minus,” ujarnya pada Jumat 16 Maret 2018, melalui sambungan telepon seluler. Dia menegaskan, posisi guest house itu seharusnya tidak menerapkan harian. Segementasi pasarnya pun jelas, hanya dikhususkan bagi k...