Langsung ke konten utama

WALAU KOTOR #WELOVEBALIKPAPAN


Sehabis Hujan Kumat

Wahai Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan yang tercinta, pasti kamu tahu hujan dini hari begitu deras melanda Kota Balikapapan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Senin 14 Mei 2018. Sungguh harus tahu, celaka kalau sampai pura-pura tak paham.

Yang menjadi rasa kegalauan, sehabis hujan beberapa jalan seperti di sepanjang Jalan Ahmad Yani kawasan lampu merah pertigaan jalan dan sampai daerah dekat Taman Tugu Adipura dihiasi butiran pasir mirip di pantai. Biasanya tidak begini banget deh.

Anehnya, ini pasir kuning hanya sekitar seperdelapan menutupi aspal hitam. Kenapa gak seluruhnya saja supaya serasa jadi gurun pasir Gobi Tiongkok, kan seru abis tuh, bisa menjadi arena Reli Dakar.  


Pasir-pasir yang tak diundang itu muncul setiap sehabis hujan deras. Mau musim penghujan atau tidak, yang penting ada hujan besar, pasir pasti eksis. Mirip jelangkung, muncul tiba-tiba, perginya pun tiada diketahui.

Pengalaman hari sebelumnya, hujan lebat menimbulkan banjir, genangan air. Saluran parit tidak mampu menampung volume air, kontan air beserta penghuninya naik ke aspal. 

Untungnya genangan air cepat surut, banjir tidak sampai berhari-hari, Walikota pun bisa senyum sumringah.

Apes kalau terpaksa lintasi jalan yang berpasir dari sisa genangan air banjir. Tambah galau kalau pasir masih nangkring di jalan. 

Muka gue yang hitam legam, saat mengendarai sepeda motor melintasi jalan berpasir ini dipastikan bukan tambah tampan. 

Wajah semakin kusam tenggelam oleh zaman millenial. Kegantengan yang maksimal di tempo silam pun semakin luntur berkarat meski usia belum senja. 

Gagal jadi artis dah. Bakalan batal jadi bintang iklan nih, tak ada harapan lagi bakal digandrungi wanita-wanita kece keren. 



Padahal bakat alam sudah mendukung sekali menjadi seorang Play Boy kelas kecap. Acap kali realitasnya wajah selalu terteror debu jalan, bisa dipastikan penobatan sebagai cover boy jauh dari harapan.   

Bayangkan saja, sebelum keluar rumah, wajah dipermak ganteng. Rambut sisir rapi, belah pinggir zaman mbiyen

Wajah disabun sampai kinclong, tapi ketika keluar rumah lewati beberapa jalan bekas genangan air banjir, wajah disulap lagi jadi semerawut lantaran kena terpaan debu pasir jalanan.

Serba salah, gue mau bersihkan sendiri itu jalanan, ternyata lupa bawa pengki sama sapu dari rumah. 

Mau sapu itu jalanan, nanti disangka orang kurang kerjaan, dianggap pengangguran formal korban pengurangan karyawan perusahaan tambang.

Ya banyak alasan saja, padahal memang gue sendiri yang pemalas, tidak ada niat ikhlas singsingkan lengan baju. 

Tak ada rasa tulus untuk turun tangan bersihkan jalanan yang diberi nama pahlawan revolusi Indonesia, Ahmad Yani.

Kalau tidak salah, sepertinya Pemerintah Kota Balikpapan punya armada penyedot debu yang andal. 

Itu loh, mobilnya yang berciri kuntet gemuk, kacanya agak kehijau-hijauan mirip air Danau Labuan Cermin di Biduk-biduk Kabupaten Berau, Kaltim.

Kenapa tidak diterjunkan langsung saja ? Masa sampai berjam-jam dan seharian, pasir masih nongkrong di pinggir jalan. Untung tidak mengajak kakek naik motor, kena pasir berterbangan bakal kumat batuk bengeknya terkena paparan debu.

Sudahlah, itu memang kejadian kelam yang berulang-ulang bak tradisi, mau dikritisi bagaimana pun tetap saja begitu keadaannya. 

Pendangkalan sungai, waduk jadi daratan, parit mampet, serapan air semakin berkurang adalah cerminan wajah perkotaan pada umumnya di Indonesia.

Plt Walikota di Balikpapan hanya rajin datang dan sekadar menyaksikan. Kedua bola matanya melihat kesana kemari turun ke Waduk Wonorejo dan beberapa parit. 

Setelah itu entah jundrung ceritanya, tak ada episode kelanjutan, belum bisa sampai masuk babak final dan mencetak gol !

Hastag #Welovebalikpapan


Sekurang apa pun kondisi perkotaan Balikpapan, tetap kota kita, harus bersama-sama, bahu membahu bekerja sama menata kota yang lebih baik, ramah lingkungan, nyaman dan aman.

Yang masih kurang, tetap jadi pekerjaan rumah bersama, tetap tabah menghadapinya. Ada ketidakpuasan pastinya memang ada, namun tenang saja, di periode mendatang ganti saja si walikotanya.  

Cari yang baru dan dirasa mampu menggebrak. Pilih walikota yang cinta pada kerja-kerja pro rakyat, berkarakter ramah lingkungan, hebat menata kota yang asri lestari.

Sekarang ini apa pun kondisinya, kita hanya bisa terus disemangati untuk tetap #Welovebalikpapan di Gedung Klandasan lantai delapan demi gengsi menjuarai survei WWF, World Wrestling Federation pada Senin 14 Mei 2018 malam.

Kira-kira bahaya nggak nih menulis begini? Bisa-bisa, nanti diajak berantem deh, dikenai pasal tidak menyenangkan, pelanggaran hukum berbuat nyinyir di muka umum.

Walau kondisinya belum memuaskan sumpek katrok. Walau kotor jijay astagfirullah, kita harus tetap #Welovebalikpapan
Viralkan ces! Jangan lupa berpuasa supaya bagi yang pria gagahnya tambah maksimal, dan yang wanita semakin cantik menawan. (ilo)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATAL BELI RUMAH BDS III KARENA KECEWA

  Properti Forest Hills Bukit Damai Sentosa 3 Mencari hunian di Kota Balikpapan Kalimantan Timur bisa dibilang susah susah gampang. Seandainya memiliki modal uang banyak, sangat mudah mencari hunian idaman sesuai yang didambakan. Namun kalau uang pas, pasti akan mencari keliling setengah mati. Harga properti di Kota Balikpapan bisa dibilang termahal dibandingkan dengan di daerah seperti Sulawesi Utara dan tanah jawa. Waktu itu, sempat mendatangi Bank Tabungan Negara (BTN) cabang Karang Jati di Jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan. Mendatangi kantor ini bertemu Kepala Cabang BTN, Oktavianus. Saya ingat pertemuan sekitar awal Agustus 2017 siang. Dimulai dari orang inilah, saya diperkenalkan produk properti bernama Cluster Forest Hills Bukit Damai Sentosa (BDS) III yang membawa slogan hunian nyaman di tengah Kota Balikpapan. Berbekal brosur, Oktavianus mengenalkan kredit rumah yang menggunakan BPJS Ketenagakerjaan. Harga rumah Rp 300 jutaan, memakai BPJS Ketenagaker...

WIRAUSAHA MUDA INDONESIA MASIH RENDAH

Wirausaha Muda Indonesia  Masih Rendah FOTO: Pedagang Pasar Taman Kesatuan Bangsa Manado_budisusilo JUMLAH pengusaha muda di Indonesia hanya 0,18 persen dari total penduduk di Tanah Air. Angka itu masih jauh jika dibandingkan dengan Malaysia yang jumlahnya 16 persen dari total populasi penduduk di negeri jiran tersebut. TAK berbeda jauh di Sulawesi Utara (Sulut). Hanya segelintir orang muda yang berani mengadu nasib di sektor usaha. Paramitha Paat misalnya. Setelah selesai kuliah, dia memilih jalankan usaha sendiri. Keputusan tersebut dilakukannya karena dia mengaku tidak suka dengan pekerjaan terikat. "Oleh karena itu, ketika ada teman yang mengajak joint partner saya langsung setuju," ujarnya, Kamis (23/2). Mitha --panggilan akrabnya-- mengatakan, ada keuntungan dan kerugian dalam membuka usaha, namun yang pasti kalau usaha rugi ditanggung sendiri, begitu pula jika untung dinikmati  sendiri. Yang pasti membuka usaha, banyak pelajaran diperolehnya, tidak didapatkan ketika d...

GUEST HOUSE VERSUS HOTEL

Guest House Mengancam Bisnis Hotel Menjamurnya guest house diberbagai tempat pusat perkotaan Balikpapan dianggap sebagai ancaman bisnis perhotelan non bintang dan berbintang. Keberadaan Guest House yang berdiri di Kota Balikpapan ubahnya menawarkan jasa penginapan layaknya perhotelan. Saat dikonfirmasi, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia Yulidar Gani, mengatakan, eksistensi Guest House di Balikpapan tidak ubahnya mirip dengan operasional yang dijalankan oleh perhotelan. Segi pelayanan dan operasional mirip dengan hotel. “Menerapkan tarif harian, bukan lagi bulanan. Fasilitas mungkin standar tetapi pelayanannya bisa dikatakan hampir mirip dengan hotel. Ini berdampak buat kami pelaku usaha hotel, okupansi tambah menurun di saat situasi ekonomi masih minus,” ujarnya pada Jumat 16 Maret 2018, melalui sambungan telepon seluler. Dia menegaskan, posisi guest house itu seharusnya tidak menerapkan harian. Segementasi pasarnya pun jelas, hanya dikhususkan bagi k...