Langsung ke konten utama

QUA VADIS HAJI ABU TOURS

Nasib Haji Plus

Kantor perwakilan travel Abu Tours wilayah Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dalam kondisi terutup rapat. Pintu utama kantor terkunci, tidak bisa dibuka, tiada penghuni di dalam kantornya.

Suasana ini berlangsung Senin 26 Maret 2018 pagi sekitar pukul 09.30 Wita. Dua hari sebelumnya, kondisinya sama, kantor juga tidak beroperasional. Halaman parkir sepi tidak ada kendaraan bermotor yang terparkir.

Keberadaan ruang pos penjaga dekat pintu gerbang kantor pun sama, tidak ada petugas. Biasanya, petugas security berpakaian serba hitam selalu nampak batang hidungnya, menjaga keamanan kantor. Kali ini tidak ada, meski kondisi pintu pos jaganya tidak terkunci.


Tidak seperti di bulan-bulan sebelumnya, waktu Hamzah Mamba pemilik Abu Tours belum dijadikan tersangka dugaan penipuan oleh kepolisian, kantor Abu Tours di Balikpapan ini selalu terbuka bagi para calon jamaah haji dan umroh.

Beberapa orang datang ke kantor Abu Tours yang dalam keadaan terkunci. Mereka ini hanya bisa menunggu di pelataran depan gedung Abu Tours Balikpapan, Jalan MT Hariyono, yang serba warna merah.

Saat itu berkesempatan dengan satu di antara warga Balikpapan, Dije, yang mengaku mendatangi kantor Abu Tours Balikpapan ingin meminta kejelasan secara pasti mengenai keberangkatan haji.

Dije sudah mengetahui dari berbagai media massa bahwa pemilik Abu Tours yang tinggal di Sulawesi Selatan telah berstatus sebagai tersangka dalam dugaan kasus travel miliknya, yang membuat banyak kekecewaan konsumennya.

“Saya datang kesini dari tadi mau minta kejelasan seperti apa. Tapi kenapa kantornya tutup ? Sudah menunggu lama tidak ada orangnya di dalam,” ungkapnya.  

Pria berjanggut itu ingin tanyakan nasib ibadah haji orangtua kandungnya. Dije sudah membeli dua paket haji plus dari travel Abu Tours Balikpapan, untuk dua orang.

Uang ongkos haji plus sudah disetor ke Abu Tours Balikpapan. Per paket kena tarif sekitar Rp 119 juta. Jadi kalau dua orang, dijumlah terkena biaya hingga Rp 238 juta.

Pembayaran haji plus sudah dilakukannya sejak Januari 2018 lalu. “Waktu itu, sepengetahuan Dije, travel Abu Tours belum bermasalah. Dirinya masih percaya saja, karena itu dia pun mengirim uang untuk biaya haji plus.

Kala itu, Dije tidak memiliki firasat buturk. Saat itu dirinya berpikir Abu Tours dianggap travel yang amanah, profesional, dan bakal berjalan lancar.

Namun begitu muncul gonjang-ganjing, Dije akhirnya merasa khawatir. “Paketnya (haji plus) beli langsung sama marekting di kantornya disini (Abu Tours Balikpapan) tapi sekarang kantornya tutup. Tidak jelas. Mau bagaimana lagi saya,” katanya.

Suasana kantor travel Abu Tours di Jalan MT Hariyono Kota Balikpapan dalam keadaan tutup terkunci pada Senin 26 Maret 2018 pagi. Para jamaah menunggu kejelasan managemen dan berharap ada kepastian. (Photo by Jongfajar Kelana) 

Dahulu, Dije memiliki pengalaman baik dengan Abu Tours. Dije pernah berangkat umroh dengan travel ini, sekitar Desember tahun 2017, terbukti saat itu tidak ada persoalan. Situasi internal Abu Tours belum ada terdengar kabar buruk.

Perjalanan umroh ke tanah suci Arab Saudi berjalan baik dan sukses. Bayar lunas umroh langsung ada kepastikan berangkat, tiada ada penundaan, apalagi jadwal berangkat yang berlarut-larut.  

Karena itu, saat ingin pergi ke tanah suci lagi, Dije pun ingin mengulangi pengalaman yang sama, memilih travel Abu Tours. Dije kali ini bukan mengambil paket umroh, tetapi ibadah haji untuk memberangkatkan orang tuanya.

Menurut dia, mengambil haji plus di travel tidak perlu menunggu lama sampai 10 tahun. Abu Tours Balikpapan sendiri memberi janji, keberangkatan haji dalam waktu empat tahun ke depan, sebab ibadah haji itu dibatasi.

Seandainya memilih ikut haji reguler dari kantor Kementrian Agama Republik Indonesia wilayah Balikpapan, bisa dipastikan akan membutuhkan waktu yang lama lagi. Padahal kondisi calon jamaah haji sudah berusia lansia.

“Orang tua saya sudah tua sekali, usianya sudah 70 tahun. Makanya saya pilih haji plus disini (Abu Tours) dengan harapan bisa cepat memberangkatkan orang tua saya untuk berhaji,” ungkap Dije.

Saat itu, berusaha konfirmasi ke pihak Abu Tours Balikpapan, namun tidak ada satu pun karyawan yang berada di dalam kantor Abu Tours. Kondisi pintu utama kantor terkunci rapat. Pintu kantor yang dilapisi lempengah besi saat digedar-gedor tidak ada satu pun orang yang menyahut.

Namun lampu listrik di dalam kantor yang dilihat dari celah lubang ventilasi bagian atas pintu, nampak menyala. Lampu listrik di luar bangunan gedung pun juga menyala, padahal situasi sudah terang benderang dari terpaan sinar matahari pagi. Kalau begini kondisinya, qua vadis haji Abu Tours Balikpapan. ( )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATAL BELI RUMAH BDS III KARENA KECEWA

  Properti Forest Hills Bukit Damai Sentosa 3 Mencari hunian di Kota Balikpapan Kalimantan Timur bisa dibilang susah susah gampang. Seandainya memiliki modal uang banyak, sangat mudah mencari hunian idaman sesuai yang didambakan. Namun kalau uang pas, pasti akan mencari keliling setengah mati. Harga properti di Kota Balikpapan bisa dibilang termahal dibandingkan dengan di daerah seperti Sulawesi Utara dan tanah jawa. Waktu itu, sempat mendatangi Bank Tabungan Negara (BTN) cabang Karang Jati di Jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan. Mendatangi kantor ini bertemu Kepala Cabang BTN, Oktavianus. Saya ingat pertemuan sekitar awal Agustus 2017 siang. Dimulai dari orang inilah, saya diperkenalkan produk properti bernama Cluster Forest Hills Bukit Damai Sentosa (BDS) III yang membawa slogan hunian nyaman di tengah Kota Balikpapan. Berbekal brosur, Oktavianus mengenalkan kredit rumah yang menggunakan BPJS Ketenagakerjaan. Harga rumah Rp 300 jutaan, memakai BPJS Ketenagaker...

WIRAUSAHA MUDA INDONESIA MASIH RENDAH

Wirausaha Muda Indonesia  Masih Rendah FOTO: Pedagang Pasar Taman Kesatuan Bangsa Manado_budisusilo JUMLAH pengusaha muda di Indonesia hanya 0,18 persen dari total penduduk di Tanah Air. Angka itu masih jauh jika dibandingkan dengan Malaysia yang jumlahnya 16 persen dari total populasi penduduk di negeri jiran tersebut. TAK berbeda jauh di Sulawesi Utara (Sulut). Hanya segelintir orang muda yang berani mengadu nasib di sektor usaha. Paramitha Paat misalnya. Setelah selesai kuliah, dia memilih jalankan usaha sendiri. Keputusan tersebut dilakukannya karena dia mengaku tidak suka dengan pekerjaan terikat. "Oleh karena itu, ketika ada teman yang mengajak joint partner saya langsung setuju," ujarnya, Kamis (23/2). Mitha --panggilan akrabnya-- mengatakan, ada keuntungan dan kerugian dalam membuka usaha, namun yang pasti kalau usaha rugi ditanggung sendiri, begitu pula jika untung dinikmati  sendiri. Yang pasti membuka usaha, banyak pelajaran diperolehnya, tidak didapatkan ketika d...

GUEST HOUSE VERSUS HOTEL

Guest House Mengancam Bisnis Hotel Menjamurnya guest house diberbagai tempat pusat perkotaan Balikpapan dianggap sebagai ancaman bisnis perhotelan non bintang dan berbintang. Keberadaan Guest House yang berdiri di Kota Balikpapan ubahnya menawarkan jasa penginapan layaknya perhotelan. Saat dikonfirmasi, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia Yulidar Gani, mengatakan, eksistensi Guest House di Balikpapan tidak ubahnya mirip dengan operasional yang dijalankan oleh perhotelan. Segi pelayanan dan operasional mirip dengan hotel. “Menerapkan tarif harian, bukan lagi bulanan. Fasilitas mungkin standar tetapi pelayanannya bisa dikatakan hampir mirip dengan hotel. Ini berdampak buat kami pelaku usaha hotel, okupansi tambah menurun di saat situasi ekonomi masih minus,” ujarnya pada Jumat 16 Maret 2018, melalui sambungan telepon seluler. Dia menegaskan, posisi guest house itu seharusnya tidak menerapkan harian. Segementasi pasarnya pun jelas, hanya dikhususkan bagi k...