Pasar Cemaskan
Efek Domino BBM Naik
DAMPAK psikologis mulai terasa, meski pemerintah baru akan menaikkan BBM per 1 April. Bank Indonesia (BI) Manado memperkirakan Manado akan terjadi inflasi 0,64 persen secara month to month (mtm) dan 0,47 persen secara year on year (yoy).
![]() |
SPBU di Manado_budisusilo |
"Tekanan inflasi diperkirakan berasal di volatile foods karena belum normalnya pasokan bahan pangan serta memburuknya expectation (harapan) inflasi," kata Peneliti Ekonomi Madya BI Manado, Eko Siswantoro, di Ruang Kerjanya, Kamis (15/3/2012).
Berdasarkan hasil survei konsumen yang dilakukan BI Manado, lanjut Siswantoro, ekspektasi masyarakat Sulut terhadap tingkat harga tiga bulan dan enam bulan ke depan terbilang masih cukup tinggi. Hal ini terlihat indeks ekspektasi konsumen terhadap tingkat harga tiga bulan dan enam bulan, yakni sebesar 190,5 dan 186,5.
"Ini karena dampak kenaikan BBM subsidi dan konversi elpiji serta TDL (tarif dasar listrik). Survei ini didorong dengan sumber pendapat masyarakat seperti kenaikan UMP, PNS, TNI/Polri turut andil menaikan ekspektasi masyarakat," ujarnya.
Menurut Siswantoro, terdapat beberapa faktor kenaikan inflasi seperti pembatasan penjualan tekstil dan produk tekstil di kawasan berikat ke pasar domestik dari 50 menjadi 25 persen berpotensi meningkatkan harga sandang. Lainnya, semakin meningkat realisasi proyek pemerintah di Sulut dan maraknya aktivitas properti yang diperkirakan akan menekan biaya tingkat harga bahan bangunan.
"Yang musti dilakukan pemerintah, mengoptimalkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) guna meredamkan kenaikan laju inflasi mengingat kondisi Sulut 2011 menunjukan kinerja perekonomian yang baik dan rendahnya inflasi. Pemerintah Provinsi memaksimalkan pertemuan TPID bersama BI dan stakeholder lainnya guna mengantisipasi lonjakan inflasi," ucap Siswantoro.
Pemprov Sulut langsung menyikapi rencana kenaikan harga BBM. "Kita (Pemprov) dalam waktu dekat ini akan melakukan rapat kordinasi untuk menentukan apa yang akan kita lakukan pasca kenaikan harga BBM tersebut," kata Kepala Biro Perekonomian, Adry Manengkey, Kamis.
Ia mengatakan, harus melihat terlebih dahulu seberapa besar kenaikan harga kebutuhan di pasar sebagai akibat naiknya harga BBM (efek domino BBM). "Kita kan belum tahu berapa besar naik," ucapnya.
Dikatakan Manengkey, ketika terjadi kelangkaan atau naik harga mereka selalu melakukan operasi pasar. "Rencana sudah ada. Tapi kita kordinasikan dulu dengan instansi terkait lainnya," tandasnya.
Di sisi, Asisten I Pemko Manado, Didi Salendu, berpendapat jika harga BBM naik, pihak telah berkordinasi dengan unsur Muspida di Manado untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkannya.
"Kami baru saja kordinasi dengan unsur Muspida, terkait rencana kenaikan BBM," katanya.
Hal ini karena dampak tersebut akan luas ke masyarakat. Oleh karena itu diperlukan kordinasi, termasuk untuk menekan inflasi jika terjadi. "Oleh karena itu kami terus melakukan pemantauan jika rencana tersebut jadi," tuturnya.
Sedangkan operasi pasar sampai saat ini dirinya belum mengetahui apakah akan dilakukan jika harga kebutuhan pokok masyarakat naik. "Kami lihat perkembangan terlebih dahulu akibat kenaikan yang terjadi," ungkapnya.
Rencana kenaikan BBM yang dilakukan pemerintah pusat mulai terasa terhadap inflasi di Manado. Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Sulawesi Utara (Sulut), Dantes Simbolon, pada Februari 2012, Manado mengalami inflasi sebesar 0,60 persen.
"Adanya kenaikan BBM yang ditunda-tunda, ada dampak psikologis di masyarakat. Mulai ada sedikit pengaruh dari rencana kenaikan BBM tersebut," kata Dantes dalam konferensi pers di kantornya, awal Maret.
Menurutnya, dampak kenaikan BBM tersebut akan terasa hingga dua tahun ke depan dan setelah itu akan kembali normal.
"Yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam menjaga inflasi ke depan seperti ketersediaan barang, distribusi, dan lalu lintas terjaga agar barang yang diminta terpenuhi, sehingga tidak ada spekulasi bila tidak ada stock, barang dinaikan. Pengawasan perlu dilakukan hingga ke barang," ujarnya.
Dantes memperkirakan pada Maret akan terjadi sedikit kenaikan harga, namun ia enggan memperkirakan kenaikan inflasi di bulan ini. Sementara itu, menurut data BPS, inflasi juga terjadi akibat kenaikan indeks pada empat kelompok pengeluaran di antaranya dari kelompok bahan makanan sebesar 1,49 persen.
"Selain bahan makanan, kenaikan indeks juga terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,25 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,33 persen, kelompok sandang 0,49 persen dan kelompok kesehatan 0,31 persen," ucap Dantes.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain seperti beras, cabai rawit, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, daging ayam ras, daun bawang, kue basah, gula pasir, cumi-cumi, dan batu bata. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain seperti tomat sayur, apel, anggur, mujair, cabe merah, bawang putih, angutan udara, ikan lolosi, labu siam, dan daun paku.
Berikan Insentif
RENCANA kenaikan BBM per 1 April 2012 akan membawa dampak pada inflasi. Hal inilah yang terlontar dari pendapat seorang Pengamat Ekonomi Sulut yang juga sekaligus sebagai Ketua Perbanas Sulut, Ferry Keintjem.
RENCANA kenaikan BBM per 1 April 2012 akan membawa dampak pada inflasi. Hal inilah yang terlontar dari pendapat seorang Pengamat Ekonomi Sulut yang juga sekaligus sebagai Ketua Perbanas Sulut, Ferry Keintjem.
Menurutnya, diprediksi kenaikan inflasi tersebut tidak lebih dari satu digit. Sebab dari pemerintah pusat sendiri akan mengupayakan hal ini agar tingkat inflasi tidak terlalu naik tinggi.
Sudah menjadi risiko ekonomi bila energi naik, maka harga pun di tingkat pasaran ikut naik. Solusinya untuk meredam inflasi yang terlalu ekstrem, pemerintah harus mampu membuat strategi agar di tingat pasaran tidak terjadi gejolak pasar.
Naiknya BBM, tentu akan memberikan beban tersendiri bagi para pelaku usaha. Ada adaptasi baru karena selama ini kegiatan produksi dan konsumsi masih mengandalkan energi BBM. Misalnya kegiatan produksi barang dari pembuatan sampai distribusi pengiriman barang pakai BBM, mau tidak mau BBM naik maka ongkos produksi pun akan naik, konsumen siap- siap hadapi kenaikan harga juga.
Langkah pemerintah menarik subsidi BBM itu pilihan tepat, situasi anggaran negara yang tidak memungkinkan kebijakan menaikan BBM sudah benar sebab di negara-negara maju pun subsidi energi sudah tidak berlaku lagi, sudah banyak yang dialihkan dengan bentuk intensif lainnya seperti meringankan penarikan pajak atau memantapkan infrastruktur agar kelancaran kegiatan ekonomi mampu berjalan baik.
Selain itu, adanya kenaikan TDL seharusnya dibarengi saja dengan kebijakan penarikan subsidi BBM. Langkah ini dinyatakan efektif sebab pengusaha pun akan dimudahkan dengan penyesuaian kondisi perkonomian. Pengusaha memiliki hitungan kepastian dan mengindari dari para spekulan yang mencoba ambil keuntungan momen kenaikan harga BBM dan listrik.
BBM Naik 28 Kali
SEJAK masuknya pengaruh liberal di era tahun 1967 (jatuhnya resim Soekarno), pemerintah telah menaikkan harga BBM sebanyak 28 kali kurun waktu 44 tahun terakhir. Rata-rata setiap 1,5 tahun (18 bulan), pemerintah menaikkan harga. Selama kurang setengah abad, pemerintah telah menaikkan harga 10.000 kali atau 1 juta persen lebih mahal dari tahun 1965.
Hanya 5 kali pemerintah menurunkan harga BBM. Ketika tahun 1986, Soeharto menurunkan solar 17,4 persen dan saat krismon 1998, aksi demonstrasi mahasiswa menuntut Soeharto mencabut Keppres 69 Tahun1998 tentang kenaikan BBM lalu menerbitkan Keppres 78 Tahun 1998 untuk menurunkan kembali bensin, solar, dan minyak tanah masing-masing 16,7, 8,3, dan 20 persen.
Kebijakan serupa dilakukan Megawati menurunkan harga solar dari Rp 1.890 kembali menjadi Rp 1.650 di 2003. Dan di masa pemerintahan SBY, harga bensin diturunkan Rp 500 di awal Desember 2008 setelah baik Rp 1.500 menjadi Rp 5.000 di akhir Mei 2008. Sebelumnya, pemerintah SBY-JK telah menaikkan harga BBM yang begitu fantastis pada 1 Oktober 2005.
Perkembangan Harga:
* Premium Indonesia naik dari Rp 0.5 (1966) menjadi Rp 5.500 lalu turun lagi Rp 4.500 (Desember 2008). Kenaikan 11.000 kali, jauh di bawah angka pertumbuhan Indonesia selama 42 tahun.
* Harga solar naik dari Rp 0.4 (1966) menjadi Rp 5.500 lalu turun lagi Rp 4.500 (Desember 2008). Kenaikan lebih dari 13.750 kali dari semula.
* Harga minyak tanah naik dari Rp 0.3 (1966) menjadi Rp 2.500 (Desember 2009).
* Tahun 1966, harga minyak mentah dunia 3.10 dolar AS dan naik menjadi 70 dolar per barel (2008). Selama kurun waktu 42 tahun, minyak mentah dunia hanya naik tidak lebih dari 30 kali.
* Kenaikan riil BBM Indonesia (konversi rupiah 2008 ke 1968) 50 kali lipat dibanding kenaikan minyak mentah dunia yang kurang dari 30 kali lipat.
Sumber : tribun manado 17 Maret 2012
Komentar
Posting Komentar