Langsung ke konten utama

ANAK PERLU SURI TELADAN PANCASILA

Anak Perlu Suri Teladan Pancasila

Pola pendidikan formal yang diterapkan di Kota Balikpapan sudah mengacu pada kurikulum nasional. Artinya ada satu pelajaran yang membahas mengenai penanaman ideologi Pancasila kepada seluruh anak didik. 

Saat bersua dengan Muhaimin, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Balikpapan, menjelaskan, di tiap sekolah baik itu negeri maupun swasta terdapat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 

Muara pembahasannya mengacu pada pedoman sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia yakni Pancasila.

“Setiap saat diajarkan Pancasila. Semua pelajar harus mengetahui, dan ditekankan sebisa mungkin untuk mengamalkannya dimana saja, di dalam sekolah maupun luar sekolah,” katanya pada Jumat 1 Mei 2018 di kantor Walikota Balikpapan.

Pada kesempatan peringatan Hari Lahirnya Pancasila, ada beberapa sekolah, terutama sekolah negeri, melangsungkan kegiatan upacara. Aktvitas ini dilangsungkan meski di tanggal merah.


Pelajar ada yang tetap datang ke sekolah untuk ikut bersama-sama melaksanakan upacara Lahirnya Pancasila di sekolah. “Ada dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama. Kalau yang SMA mungkin sudah ada yang libur,” tuturnya.

Menurut dia, pengenalan ideologi Pancasila sudah diupayakan dalam kurikulum setiap sekolah. Sekarang ini yang paling utama juga, adalah pernah dari orangtua masing-masing pelajar.

Di sekolah mendapat wawasan kebangsaan namun ketika di rumah orangtua tidak mendukung sama sekali edukasi nasionalisme dan Pancasila, pastinya si anak akan mengacuhkan Pancasila.

Sikap teladan itu menjadi efektifitas pengajaran nilai-nlai Pancasila kepada setiap anak, ketimbang diajarkan hanya keluar dari mulut semata tanpa ada tindakan yang bisa dijadikan contoh.  

“Perlu peran dari orangtua, memberi pendidikan Pancasila tidak hanya sebatas di sekolah saja tapi bisa dimana saja, termasuk di lingkungan keluarga. Beri teladan sesuai nilai Pancasila, pasti si anak akan mencontoh,” ujarnya.

Fenomena aksi terorisme dan radikalisme yang tidak ingin adanya perbedaan disebabkan adanya ketidakpahaman terhadap prinsip kebangsaan Indonesia. Kedangkalan atas pemahaman Pancasila membuat orang berpikir sempit, eksklusif, merasa yang paling benar.

Peran orang tua sangat penting. Seandainya orangtua di rumah bersikap radikalisme dan bercita-cita menggelorakan aksi terorisme, pasti akan mempengaruhi juga ke anak-anaknya yang kemudian menjadi generasi yang salah arah dan rusak.

Orang lainnya adalah salah mesti dimusnahkan. Hal inilah yang menurut Muhaimin sangat membahayakan bagi keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan di sekolah, selalu menumbuhkan jiwa patriotisme dan nasionalisme yang berwawasan Pancasila.

“Setiap apel dan pelajaran agama dan pendidikan kewarganegaraan guru sempatkan sisipan bahasan mengenai bahaya radikalisme dan terorisme,” katanya.  

Pengetahuan Atas Pancasila
Di tempat terpisah, Tribunkaltim menyusuri Jalan Kapten Piere Tendean, Kelurahan Telaga Sari, Kecamatan Balikpapan Kota, berjumpa dengan beberapa siswa dan siswi dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Balikpapan, sekitar pukul 10.00 Wita, Jumat 1 Juni 2018.

Mereka ini sedang duduk persis di area depan sekolah tersebut. Satu di antaranya, Hanifah Dwi Larasati (14), mengaku, datang ke sekolah usai mengikuti upacara Lahirnya Pancasila. Walau tanggal merah, Hanifah antusias semangat ke sekolah ikut upacara bersama teman-temannya.

Setelah upacara selesai, ungkap Hanifah, tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar, para siswa pulang ke rumah masing-masing. “Upacaranya tadi sekitaran 15 menit saja,” katanya, sambil menunggu mobil angkot untuk pulang ke rumahnya. 


Saat ditanya mengenai isi Pancasila, wanita kelahiran Balikpapan ini bisa menjawab lengkap dengan gelagat bahasa tubuh yang menggambarkan sikap gerogi meski kadang jawabannya dibimbing dengan temannya bernama Wulansari Ramadhani, yang duduk di sebelahnya.

Begitu ditanya mengenai apa itu Pancasila, Hanifah menjawab, “Lambang negara. Kesatuan Indonesia, Bhineka Tunggal Ika. Pancasila itu penting, satu kesatuan Indonesia, jadi dasar negara,” ujarnya.

Di tempat tak jauh, bersebelahan dengan SMP Negeri 12, ada Sekolah Dasar Negeri 001 Balikpapan Kota. Tribunkaltim bersua dengan seorang murid sekolah dasar ini, namanya Andika Saputra, yang baru menginjak usia 10 tahun.

Bocah berkacamata ini mengetahui apa itu Pancasila. “Dasar negara,” katanya yang mengaku usai ikuti upacara Lahirnya Pancasila di sekolahnya, di Jalan Kapten Piere Tendean, Kelurahan Telaga Sari.

Saat diuji untuk sebutkan isi Pancasila, dirinya mampu menjawab secara lancar, bisa sebutkan sampai sila lima, tidak lebih dan tidak kurang. 

“Yang mengajari pak guru saya,” ungkap pria kelahiran Balikpapan ini yang sedang menunggu jemputan pulang ke rumah.[1] (ilo)



[1] Tribunkaltim.co “Begini Pentingnya Pengajaran Pancasila Kepada Siswa Menurut Kadisdik Balikpapan,” terbit pada Jumat 1 Juni 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATAL BELI RUMAH BDS III KARENA KECEWA

  Properti Forest Hills Bukit Damai Sentosa 3 Mencari hunian di Kota Balikpapan Kalimantan Timur bisa dibilang susah susah gampang. Seandainya memiliki modal uang banyak, sangat mudah mencari hunian idaman sesuai yang didambakan. Namun kalau uang pas, pasti akan mencari keliling setengah mati. Harga properti di Kota Balikpapan bisa dibilang termahal dibandingkan dengan di daerah seperti Sulawesi Utara dan tanah jawa. Waktu itu, sempat mendatangi Bank Tabungan Negara (BTN) cabang Karang Jati di Jalan Ahmad Yani Kota Balikpapan. Mendatangi kantor ini bertemu Kepala Cabang BTN, Oktavianus. Saya ingat pertemuan sekitar awal Agustus 2017 siang. Dimulai dari orang inilah, saya diperkenalkan produk properti bernama Cluster Forest Hills Bukit Damai Sentosa (BDS) III yang membawa slogan hunian nyaman di tengah Kota Balikpapan. Berbekal brosur, Oktavianus mengenalkan kredit rumah yang menggunakan BPJS Ketenagakerjaan. Harga rumah Rp 300 jutaan, memakai BPJS Ketenagaker...

WIRAUSAHA MUDA INDONESIA MASIH RENDAH

Wirausaha Muda Indonesia  Masih Rendah FOTO: Pedagang Pasar Taman Kesatuan Bangsa Manado_budisusilo JUMLAH pengusaha muda di Indonesia hanya 0,18 persen dari total penduduk di Tanah Air. Angka itu masih jauh jika dibandingkan dengan Malaysia yang jumlahnya 16 persen dari total populasi penduduk di negeri jiran tersebut. TAK berbeda jauh di Sulawesi Utara (Sulut). Hanya segelintir orang muda yang berani mengadu nasib di sektor usaha. Paramitha Paat misalnya. Setelah selesai kuliah, dia memilih jalankan usaha sendiri. Keputusan tersebut dilakukannya karena dia mengaku tidak suka dengan pekerjaan terikat. "Oleh karena itu, ketika ada teman yang mengajak joint partner saya langsung setuju," ujarnya, Kamis (23/2). Mitha --panggilan akrabnya-- mengatakan, ada keuntungan dan kerugian dalam membuka usaha, namun yang pasti kalau usaha rugi ditanggung sendiri, begitu pula jika untung dinikmati  sendiri. Yang pasti membuka usaha, banyak pelajaran diperolehnya, tidak didapatkan ketika d...

GUEST HOUSE VERSUS HOTEL

Guest House Mengancam Bisnis Hotel Menjamurnya guest house diberbagai tempat pusat perkotaan Balikpapan dianggap sebagai ancaman bisnis perhotelan non bintang dan berbintang. Keberadaan Guest House yang berdiri di Kota Balikpapan ubahnya menawarkan jasa penginapan layaknya perhotelan. Saat dikonfirmasi, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia Yulidar Gani, mengatakan, eksistensi Guest House di Balikpapan tidak ubahnya mirip dengan operasional yang dijalankan oleh perhotelan. Segi pelayanan dan operasional mirip dengan hotel. “Menerapkan tarif harian, bukan lagi bulanan. Fasilitas mungkin standar tetapi pelayanannya bisa dikatakan hampir mirip dengan hotel. Ini berdampak buat kami pelaku usaha hotel, okupansi tambah menurun di saat situasi ekonomi masih minus,” ujarnya pada Jumat 16 Maret 2018, melalui sambungan telepon seluler. Dia menegaskan, posisi guest house itu seharusnya tidak menerapkan harian. Segementasi pasarnya pun jelas, hanya dikhususkan bagi k...