Demi Pengungsi Nurlela Rela Pungut Sampah
Menjelang sore, cuaca bersahabat. Belasan muda-mudi berkumpul di Kelurahan Danowudu Lingkungan Satu. Remaja yang tergabung dalam Jongfajarklub memanfaatkan waktu ini untuk melaksanakan program Go Green penukaran sampah plastik menjadi uang, untuk serangkaian kegiatan sosial satu di antaranya pengungsi, Sabtu (8/10/2011).
Seorang aktivis Jongfajar, Diki Rustam, menuturkan, kegiatan Go Green mengumpulkan sampah-sampah plastik bekas gelas dan botol plastik air mineral. "Kami pungut demi lingkungan bersih," ujarnya kepada Tribun Manado.
Teknis kegiatan Go Green yang dilakukan Jongfajar mengumpulkan sampah-sampah di Kota Bitung dan ditampung di Girian Bawah. Sampah dibawa oleh para relawan jongers dari tempat-tempat wilayah rawan sampah. Sudah terkumpul banyak ditukarkan ke bank sampah menjadi uang.
"Buat tambahan pembiayaan program pemberantasan buta aksara di masyarakat secara gratis yang kami akan lakukan di warga pengungsi Candi," ungkap Nurlela Van Gobel, aktivis Jongfajar.
Sejarahnya, kata Sri Yuriza aktivis lainnya, kegiatan Go Green Jongfajar adalah yang pertama kali dilaksanakan semenjak dibentuknya komunitas ini pada 14 Agustus 2011. "Kedepan kami tetap komitmen lakukan kegiatan serupa," tuturnya.
Selama ini Kota Bitung dikenal sebagai langganan peraih Adipura. Maka dari itu, setiap warga negara harus wajib peduli terhadap alam kelestarian lingkungan.
"Kita cuma berbuat hal yang kecil-kecil saja. Apa yang kita punya akan kami berikan demi Bitung tercinta," ujar Andhika.
Diharapkan, tambah Rahmi Amalia, aktivis Jongfajar lainnya, kegiatan yang dilaksanakan mampu memberikan manfaat, sebab cita-cita membentuk komunitas Jongfajar ingin selalu peduli dengan situasi dan kondisi masyarakat di Indonesia, terkhusus Kota Bitung. "Kami harap ini jadi titik dimulai gerakan untuk kebaikan. Menuju sebuah masyarakat mandiri," ungkapnya.
Teknis kegiatan Go Green yang dilakukan Jongfajar mengumpulkan sampah-sampah di Kota Bitung dan ditampung di Girian Bawah. Sampah dibawa oleh para relawan jongers dari tempat-tempat wilayah rawan sampah. Sudah terkumpul banyak ditukarkan ke bank sampah menjadi uang.
"Buat tambahan pembiayaan program pemberantasan buta aksara di masyarakat secara gratis yang kami akan lakukan di warga pengungsi Candi," ungkap Nurlela Van Gobel, aktivis Jongfajar.
Sejarahnya, kata Sri Yuriza aktivis lainnya, kegiatan Go Green Jongfajar adalah yang pertama kali dilaksanakan semenjak dibentuknya komunitas ini pada 14 Agustus 2011. "Kedepan kami tetap komitmen lakukan kegiatan serupa," tuturnya.
Selama ini Kota Bitung dikenal sebagai langganan peraih Adipura. Maka dari itu, setiap warga negara harus wajib peduli terhadap alam kelestarian lingkungan.
"Kita cuma berbuat hal yang kecil-kecil saja. Apa yang kita punya akan kami berikan demi Bitung tercinta," ujar Andhika.
Diharapkan, tambah Rahmi Amalia, aktivis Jongfajar lainnya, kegiatan yang dilaksanakan mampu memberikan manfaat, sebab cita-cita membentuk komunitas Jongfajar ingin selalu peduli dengan situasi dan kondisi masyarakat di Indonesia, terkhusus Kota Bitung. "Kami harap ini jadi titik dimulai gerakan untuk kebaikan. Menuju sebuah masyarakat mandiri," ungkapnya.
sumber: http://manado.tribunnews.com/2011/10/08/demi-pengungsi-nurlela-rela-pungut-sampah
Komentar
Posting Komentar